Fakultas Peternakan Unisma saat ini sedang mengembangkan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di Turen.

Fakultas Peternakan Unisma saat ini sedang mengembangkan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di Turen.

Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang (Fapet Unisma) kembali menggagas sebuah konsep pentahelix. Bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pemerintah Kabupaten Malang, Fapet Unisma kini sedang mengembangkan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di Turen.

Berkenaan dengan program tersebut, Fapet Unisma telah melakukan soft launching, pada pertengahan Maret lalu. Dihadiri langsung oleh Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. Kedepannya KTN itu akan menjadi sekolah lapang bagi civitas Fapet Unisma. Khususnya dalam bidang riset dan pengabdian.

Dekan Fapet Unisma, Dr. Ir. Inggit Kentjonowaty, M.P. mengatakan KTN didirikan atas inisiatif BNPT yang disambut dengan baik oleh Bupati Malang. Salah satu tujuannya sebagai sarana bagi para mantan narapidana kasus terorisme di Indonesia.

Mereka diberikan wadah agar mempunyai kegiatan positif untuk mengisi hari-harinya yang lebih bermakna. “BNPT mempercayakan program ini kepada kami, dengan menggandeng Pemerintah Kabupaten Malang yang memiliki lahan di Turen,” katanya.

Inggit menerangkan, selain BNPT dan Pemerintah Kabupaten Malang, juga ada peran dari Industri. Mereka nantinya memberikan sumbangsih secara finansial dalam pengembangan ternak di kawasan tersebut.

Karena Fapet Unisma sendiri telah berhasil mengembangkan bibit unggul kambing tipe pedaging, namanya Kambing BoerPE yang merupakan hasil perkawinan silang antara kambing Boer dari Afrika Selatan bertipe pedaging unggul dengan Peranakan Etawa.

“Nama BoerPE ini sudah kami HAKI-kan dan telah menjadi satu produk unggulan dari Fapet Unisma,” ujarnya. Melalui pengembangan KTN, Fapet Unisma telah berhasil melaksanakan konsep kerjasama pentahelix.

Sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak menjadi satu keniscayaan di era revolusi industri 4.0. Ditambah dengan sistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Kemendikbud Ristek mengharuskan adanya kolaborasi dengan pihak Industri.

Inggit mengungkapkan, KTN nantinya akan berkembang menjadi satu lokasi wisata sekaligus menjadi sarana pembelajaran. Atau disebut dengan kawasan eduwisata.

Di lahan seluas 16 hektar tersebut sudah ada sekitar 25 ekor kambing BoerPE, lengkap dengan kandang yang memadai. Selain itu juga sudah ditanami jagung dan alpukat yang juga berjenis unggul.

Di kawasan itu juga akan dibangun warung-warung NKRI untuk menjual produk lokal dan produk-produk pengolahan hasil ternak yang dibuat dosen dan mahasiswa Fapet Unisma bagi para pengunjung dan masyarakat sekitar.

Unisma juga melibatkan masyarakat untuk pengembangan kawasan tersebut. “Inilah beberapa hal yang kami lakukan untuk ekspansi kerjasama pentahelix,” ungkapnya.

Dia menuturkan, bahwa dosen Fakultas Peternakan cukup produktif dalam melaksanakan tugas penelitian dan pengabdian. Selain kambing BoerPE, juga ada beberapa hasil penelitian, seperti produk Probiotik guna mempercepat pertumbuhan ternak, mengurangi bau kotoran ternak dan lain-lain.

Hasil produk penelitian itu semuanya akan diterapkan di KTN, dengan tetap melakukan penelitian-penelitian baru. Para dosen juga akan memberikan penyuluhan tentang manajemen pemeliharaan ternak kepada para mantan napi yang akan bertugas di KTN. “Supaya ternaknya berkembang lebih baik, dan ini tentu juga menjadi pendapatan bagi mereka,” tuturnya.

KTN yang berada di Turen ini menjadi satu sarana penting untuk meningkatkan kompetensi dosen dan mahasiswa Fapet Unisma. Setidaknya akan menjadi laboratorium lapangan untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran.

Apalagi rencananya Fapet kembali akan melaksanakan kolaborasi riset dengan PT. Smelting tentang crossbreeding atau mengawinkan silang antara sapi Bali dengan Banteng. “Tujuannya Untuk meningkatkan bobot badan sapi Bali yang dihasilkan.

Praktikum dan penelitiannya nanti bisa terpusat di KTN Turen ini. Bahkan juga pengabdian kepada masyarakat,” jelas Inggit.

Fakultas Peternakan Unisma sudah menyandang Akreditasi A. Dan kini tengah proses menuju Akreditasi Unggul. Salah satu upaya strategis yang sudah dilakukan yakni membangun kerjasama MoU dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.

“Kami bangga dapat membangun kerjasama tersebut, terlebih kepala dinasnya merupakan
Alumni Fakultas Peternakan Unisma,” pungkasnya. (imm)

Repost dari : MALANG POSCO MEDIA

CATEGORIES
TAGS
Share This
× WhatsApp