Egg Washer Portable, Teknologi Hasil Karya Tim Fapet Unisma dapat Apresiasi dari Kemdikbud Dikti
Mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) kembali menemukan inovasi baru. Kali ini alat pembersih telur. Alat rakitan pembersih telur ini merupakan solusi bagi peternak untuk mencuci 50 butir sekaligus hanya dalam waktu 10 menit. Karya kreasi dan kepedulian terhadap peternak ini diapresiasi oleh Kemdikbud Dikti dengan mengucurkan dana hibah guna mengembangkan usaha.
Dijelaskan dosen pembimbing karya ini, drh Nurul Humaidah MKes, bahwa keberhasilan tim mahasiswa tak lepas dari iklim kreativitas yang diciptakan di Unisma. Mereka sudah biasa dipacu untuk mengikuti Kegiatan Bisnis Manajemen Mahasiswa Indonesia (KBMI) yang diselenggarakan Kemdikbud Dikti. Hal ini selaras dengan program pemerintah untuk menciptakan pengusaha-pengusaha muda.
“KBMI merupakan program hibah pemerintah kepada mahasiswa yang sudah berbisnis minimal enam bulan berjalan,” ungkap Humaidah, Ahad (9/8/2020).
Dosen Peternakan Unisma ini kemudian menegaskan, tim mahasiswa yang diketuai oleh Muis telah mengawali usaha sejak 2018. Sedangkan Noble Purpose dari proposalnya yang menyentuh sisi manfaat mulia penemuan alat ialah untuk membantu para peternak membersihkan telur. Di mana tingkat kerusakan atau pecahnya telur saat dicuci cukup tinggi.
“Lewat inovasi karya tim mahasiswa Unisma yang menonjolkan terobosan dalam mencuci telur. Maka para peternak mencuci telur menjadi lebih mudah dan jauh dari kerusakan,” tutur Humaidah.
Di sisi lain dari keunggulan dari telur asin produksi tim Muis ini betul-betul dijamin fresh. Jadi kalau mau order harus pesan dulu tujuh hari sebelumnya.
Dijelaskannya, penilaian dari Kemdikbud sendiri bukan hanya lama berjalannya suatu bisnis, namun juga ada penerapan teknologi inovasi di dalamnya. Bahkan dalam interview Muis dapat menjawab dengan lancar, karena memang ia menguasai bisnisnya sejak awal, bukan dadakan. Hal tersebut diperkuat data-data dalam proposalnya yang terdokumentasi dengan lengkap.
“Proposal Muis sendiri tidak asal berbunyi usaha. Tapi sudah dilengkapi dengan legalitas usaha, testimoni pelanggan, termasuk Google Map tempat usaha. Hingga benar-benar layak dapat apresiasi dan kucuran dana hibah dari Dikti,” urai Humaidah.
Ditambahkan Muis, bahwa proposalnya hingga tembus Dikti melalui seleksi ketat. Hingga kemudian berlanjut penilaian internal yang hanya 10 proposal terpilih mewakili Unisma yang bisa di ajukan ke Kemendikbud. Hal ini menjadi tantangan sendiri dengan tim yang saat itu sudah Study From Home.
“Alhamdulillah berkat bimbingan Bu Nurul Humaidah, proposal ini bisa didanai di tingkat nasional,” ungkap Muis.
Dalam proposalnya, ia mengangkat tentang produk ‘Egg Washer Portable’ dan Telur Asin Organik. Alat rakitan sederhana ini merupakan solusi untuk mencuci telur sekitar 20-50 butir sekaligus dalam waktu sekitar 10 menit dengan memanfaatkan gelembung air dan kompresor. Meski hasilnya belum semaksimal dicuci secara manual tapi ia memiliki misi untuk membantu peternak dan produsen telur asin agar pekerjaannya lebih ringan.
“Sejauh ini alat pembersih telur ini dalam tahap perakitan dan penyempurnaan,” pungkas Muis.
Sumber: duta.co