Bawang Dayak sebagai Produk Inovasi Nanoherbal
Industri unggas, khususnya industri ayam pedaging, menyumbang 64% produksi daging negara.
Pada tahun 2023, terdapat sekitar 219 perusahaan penyedia daging unggas yang tentunya akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Ayam broiler merupakan sumber protein yang terjangkau masyarakat.
Sayangnya, peternakan ayam broiler memerlukan manajemen yang ketat terutama manajemen imunitas ayam, sehingga menghasilkan performa yang baik namun mortalitas ayam broiler rendah.
Promotor pertumbuhan antibiotik (AGP) digunakan untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi kematian pada ayam pedaging, namun hal ini meninggalkan residu pada daging yang berbahaya bagi konsumen.
Dosen Jurusan Peternakan Universitas Islam Malang (UNISMA) berhasil melakukan terobosan penelitian dengan mengganti AGP dengan natural growth promotor (NGP) yang berasal dari tanaman herbal Bawang Dayak.
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) merupakan tanaman asli Kalimantan Tengah dan tersebar luas di seluruh tanah air.
Bawang dayak merupakan tanaman liar yang banyak ditemukan di hutan tropis.
Penelitian nanoherbal Bawang Dayak menghasilkan imunomodulator berukuran nanopartikel yang memungkinkan zat bioaktif mudah diserap ke dalam sel tubuh ayam.
Ketua tim peneliti adalah Dr. drh. Nurul Humaida, M.Kes dan Anggota Ir. Muhammad Farid Wazidi, M.P., Dr. Ir. Inggit Kenjonowaty, M. P.
Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal Penelitian Teknis dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) DITJEN DIKTIRISTEK pada tahun 2024.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Islam Malang.
Tiga mahasiswa yang bekerja di laboratorium lapangan dan laboratorium umum juga berpartisipasi dalam penelitian ini.
Mereka adalah Laylatul Masricha, Nanan Haryanto, dan Nuril Nikmatuz Zaro .
Nurul mengatakan sediaan nanoherbal ekstrak Bawang Dayak sebagai imunomodulator pada ayam pedaging akan memberikan jawaban terhadap makalah penelitian sebelumnya di mana Bawang Dayak digunakan dalam bentuk sederhana dan ekstrak.
Informasi mengenai kinerja produksi memberikan berbagai status kekebalan.
Metode nanoherbal ekstrak bawang dayak memastikan nanopartikel tersebar ke seluruh sel.
Mengubah skala molekul zat aktif fisiologis tanaman menjadi nanopartikel mengubah sifat fisikokimia dan meningkatkan efektivitasnya.
Sediaan berupa simplisia dan ekstrak mempunyai kelarutan dalam air yang rendah sehingga menunjukkan potensi zat bioaktif yang rendah.
Industri perunggasan mendukung ekonomi hijau yang meningkatkan kesejahteraan sosial dan sosial ekonomi.
Penggunaan NGP nanoherbal dari bawang dayak sebagai alternatif pengganti AGP akan mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan antibiotik kimia, sehingga mendukung terwujudnya ekonomi hijau.
Sumber: Times Indonesia